Gemuk Kelewatan Sebabkan Serangan Jantung
Seseorang yang tidak pernah mengidap penyakit jantung, mendadak meninggal dunia karena serangan jantung. Setelah diteliti, ternyata berat badan orang tersebut diatas 100 kg. Kenapa kelewat gemuk dapat sebabkan serangan jantung?
Orang yang gemuknya kelewatan, biasanya akan mengalami gangguan pada pompa jantungnya, sehingga fungsi pompa jantung yang seharusnya normal, kualitasnya semakin menurun.
Dikutip dari Obesity.ygoy, Senin (4/10/2010), memang ada fakta yang menunjukkan, bahwa obesitas dapat menyebabkan penebalan dinding ventrikel kiri jantung (left ventricular hypertrophy/LVH). Penebalan dinding ini lama kelamaan akan memicu masalah pada jantung.
Obesitas juga berhubungan dengan sindrom metabolik X, yaitu gangguan metabolisme yang dapat menyebabkan kelainan lipid (sel lemak) serius. Sel-sel lemak memiliki fitur yang unik, sel-sel ini akan mengumpulkan sejumlah besar molekul lemak, sehingga akan membuat luas permukaan dari arteri dan vena menjadi lebih sempit.
Akibatnya, aliran darah dari dan ke jantung akan berkurang, yang membuat organ tersebut bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini memicu terjadinya kondisi fatal yang disebut dengan serangan jantung.
Sementara American Heart Association (AHA), mencatat obesitas sebagai kondisi tubuh yang mana terdapat kelebihan lemak, terutama di sekitar pinggang yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Efek samping dari obesitas ini, meliputi peningkatan kolesterol darah, trigliserida, dan rendahnya kolesterol baik (HDL).
Selain itu, tekanan darah yang meningkat pada orang gemuk, membuat risiko terkena penyakit diabetes menjadi lebih besar, kondisi ini akan menambah risiko seseorang terkena masalah jantung.
"Jadi memang sakit jantung tidak selalu karena gangguan koroner, karena bisa disebabkan oleh hipertensi kronis, kelainan katup, serta penyakit jantung tiroid, termasuk obesitas. Untuk itu gejala yang muncul juga bermacam-macam," ujar Dr. H. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM dalam rilisnya.
Dr. Ari menuturkan, untuk penyakit jantung koroner, gejala yang sering muncul, adalah nyeri dada yang biasanya menjalar ke tangan kiri hingga ke belakang bagian dada.
Nyeri ini seperti ditekan dan berlangsung lebih dari 10 menit. Pasien juga bisa mengalami sesak napas yang akan bertambah parah, jika naik tangga atau latihan fisik yang keras.
"Serangan jantung sendiri ternyata tidak selalu berawal dari nyeri dada, karena nyeri ulu hati juga bisa menjadi gejala awal dari suatu serangan jantung," ungkap Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).
Kondisi ini bisa terjadi, jika ada penyempitan pada pembuluh darah koroner yang menyuplai bagian bawah otot jantung yang letaknya berdekatan dengan ulu hati.
Sedangkan nyeri dada bukan cuma milik dari penyakit jantung, karena bisa juga disebabkan oleh gangguan saluran cerna atas (GERD), kelainan paru, otot dada, maupun sendi di tulang dada.
"Untuk mencegah penyakit jantung bisa dengan cara mengurangi faktor risiko, seperti mengontrol berat badan, tekanan darah, kadar gula darah jika memiliki diabetes, kadar kolesterol, mengurangi makanan yang berlemak, banyak makan buah dan sayur, berhenti merokok dan alkohol, serta olahraga teratur," ungkapnya.
Bagi kamu yang memiliki bobot badan yang kelewatan, waspadailah serangan jantung ini. Kurangi berat badan, demi kesehatan jantung kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar